Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Warga Amerika tidak mencelupkan jari ke tinta ungu setelah mencoblos.


Sejarah tinta ungu ternyata cukup menarik, lho! Awalnya, tinta ini digunakan di India sejak tahun 1962. Fungsinya? Mencegah pemilih “serba ingin” yang coba-coba nyoblos lebih dari sekali. Nah, tinta ungu ini jadi bukti bahwa seseorang sudah memilih konstituennya.
Indonesia kemudian ikut-ikutan tren tinta ungu ini pada Pemilu 1999. Tujuannya, memastikan pemilu kita tetap jujur dan adil. Tapi jangan kira sembarang tinta, ya! Tinta ungu dipilih karena kandungan perak nitratnya yang bikin warnanya nempel lama—nggak gampang pudar kayak cinta lama yang belum kelar.
Tapi kenapa warga AS nggak pakai tinta ungu? Ternyata mereka sudah beralih ke sistem pemungutan suara elektronik. Jadi, nggak perlu repot-repot mencelupkan jari ke tinta buat tanda bukti. Fokus mereka lebih ke keamanan teknologi dan verifikasi identitas pemilih.
Intinya, kalau di sini tinta ungu jadi bukti cinta demokrasi, di sana mereka lebih percaya sama teknologi. Dua cara beda, tujuan sama: menjaga kejujuran pemilu!