Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kuta Bangun



Perlu juga dibahas tentang wilayah pantekan Kalak Karo di Deli karena banyak nama nama tempat yang ada di Deli yang sebenarnya bahasa Karo (Melayu Kuno) di Sulap menjadi bahasa Melayu Modern (Indonesia). Contohnya seperti KUTA BANGUN menjadi KOTA BANGUN.

Kosa kata Kota ini baru ada dalam bahasa Melayu Modern (masa sumpah pemuda THN 1928) sedangkan kosa kata Kuta (Kuta Bangun) sudah dikenal sebelum Guru Patimpus mendirikan permukiman di Kuta Maadan yg jadi cikal bakal Kota Medan sekarang dan kosa kata asli dari Kota adalah Kuta.

Kosa kata Kuta ini adalah bahasa Karo ragam Sansekerta jadi besar kemungkinan Kuta Bangun adalah pantekan Kalak Karo.

Kuta Bangun dikenal tempat bermukimnya DATUK KUTA BANGUN, anehnya pada masa sebelum berdirinya Kerajaan Deli belum dikenal gelar Datuk dan wilayah kedatukan di Deli yang ada ketika itu adalah wilayah Penghulu Kuta dan kerajaan Urung. Jadi siapakah yang awal nya menuliskan gelar Datuk pada Datuk Kuta Bangun..??

Menjadi pertanyaan juga ada yang menyebutkan Datuk Kuta Bangun itu orang Arab atas dasar ditemukannya makam berbahasa Arab dan tercantum nama orang Arab pada makam yg ditemukan di Kuta Bangun tersebut. Sebenarnya lah Suku bangsa apapan wajar saja menyandang nama Arab jika memeluk Agama Islam dengan kata lain kalak Karo Muslim juga bisa saja menyandang nama Arab juga bisa jadi Ulama.

Ternyata beragam sejarah yang ditulis berdasarkan perkiraan saja Tampa bukti pendukung seperti hal nya tidak ada yang dapat membuktikan bahasa apakah yang digunakan pemuka masyarakat/Ulama Kuta Bangun dengan Guru Patimpus apakah Melayu kuno/Karo yang penuh ragam Sansekerta ataukah Melayu Klasik yang penuh ragam Arab dan China. Yang jelas mereka pasti berkomunikasi dua arah dengan baik

Oleh : Fajar Bangun