Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Petulayoken Berubah Menjadi Pepitulayoken

Sirembah Ku Lau
Sirembah Ku Lau
SS Trans Bingai (YT)

Di sebuah grup fb, seseorang bertanya mengapa upacara Pepitulayoken sudah tidak dilaksanakan lagi.

Banyak komentar yang bermaksud menjelaskan mengapa upacara itu tidak lagi dilaksanakan.

Saya menunjukan bahkan dengan video kalau upacara itu masih dilaksanakan dan menjelaskan istilahnya bukan Pepitulayoken tapi melainkan Petulayoken

Youtube 👉 Rembah Kulau

Tapi, komentar saya membuat sensasinya jadi hilang, sementara komentar-komentar lain berusaha menjelaskan mengapa itu tidak lagi dilaksanakan. Bahkan ada yang menegaskan namanya "pepitulayoken" karena dilaksanakan 7 hari setelah kelahiran.😀

Dari tulisan J.H. Neumann dikatakan kalau itu dilaksanakan setelah 8 hari. Tidak aneh kalau di dalam mitologi Karo sering disebut, "tubuh me ia, 4 berngi mate nandena, peempatberngiken ka mate bapana".

Saya juga pernah melihat seorang lelaki dewasa dibawa ke tapin sebagaimana ritual Petulayoken.

Mamina menuntun dia berjalan dengan kain gendongan. Ritual ini dilakukan dalam rangka penyembuhan.

Istilah yang tepat bukan Pepitulayoken, tapi PE + TU + LAYO + KEN
Awalan Pe + akhiran Ken adalah untuk 👉menjadikannya kata benda (noun) istilah dasarnya adalah "tu layo". 
"Tu" adalah dialek Singalorlau untuk arti yang sama dengan "ku" yang dalam Bahasa Indonesia artinya adalah "ke". "Layo" adalah sama dengan "lau".

Oleh karena itu, di daerah-daerah Karo lainnya upacara itu disebut juga Ngembah Anak Ku Lau atau Rembah Anak Ku Lau. Karena itu pula, bibi turang bapa pengantin perempuan mendapat bagian mas kawin yang namanya Sirembah Ku Lau.

Jangan tergoda sensasi sehingga namanya berubah menjadi Pepitulayoken.

Oleh : Juara R. Ginting