Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Ramalan Perjalanan Gerakan KBB

karo gaul

-- Ilham Memori Milenium ke-5 ; KBB tahap 5 
( Lord Bandito in 'mode Naling Naling)
 
Suatu kali Tony Tony Chopper, Napuh berhidung biru secara tidak sengaja menemukan Buku Ramalan milik neneknya, Dokter Kureha. Sebuah Buku bersampul merah yg judulnya Ramalan tentang KBB.

Chopper membawa bukunya di 'Kerrangan La Enggo' ( hutan antah berantah) & mulai membolak-balik Lembaran nya. Di buku tertulis bahwa ada 2 (dua) 'ekstrem' dalam Ber-KBB.
 
1) KBB Garis Keras, 
👉 yaitu para prajurit Haru, yang siang malam bertempur tak kenal lelah dengan semboyan nya: KARO BUKAN BATAK!!!!

2 KBB Garis Lurus, 
👉 yaitu para Raja Raja Haru, yg secara perlahan namun pasti, melakukan Dekonstruksi, memperbaiki kesalahan-kesalahan yang 'dianggap sebagai kebenaran' yang sudah beredar terbit dalam kitab-kitab dunia hitam. Semboyan mereka ialah: Hidup KBB!

Para Garis Keras
, juga terdiri dari 2 (dua) aliran;

👉 Golongan Tua, 
yaitu Para Bolang Kelto, yang ngotot terus Ber-KBB dengan tetap membawa bendera Tungku Nan Tigo & yakin bahwa itu memang sesuatu yang sangat meKARO. ada pihak asing ( Sohoet) yang menyelesaikan masalah 3 Raja Nami.
 
👉 Golongan Muda, 
yaitu Para Kempu Lato-Lato, yang membohongi diri sendiri. Mereka selalu mengatakan ada Sembuyak yang mengurusi Kalimbubu, Senina & Anak Beru dengan cara 'diTambat' ( to rope), ibarat mengambil bakwan di stelling Mbak Kantin; bakwan kedua ternyata "gencet", setelah makan 4, hanya membayar 3.

Mbak kantin sich No Problemo, tapi pejuang muda akan dibebani di hati sepanjang hidupnya, dalam bahasa Lako Guru disebut -tersayat dilah-,
 
Kaum Garis Lurus, menang 1000 langkah di 'ujian' terakhir, para Batak tidak sanggup bergabung dengan Cara Mereka Berjalan.

Si Tua & Si Muda di Kaum Garis Keras awalnya merangsek maju 10 langkah, tapi "amblas" di 1 'ujian' terakhir. Para Batak bertanya: kalian Rahoet Na Tolu, ea Khan? YA! kata mereka dengan tegas, maka Batak ketawa ketiwi merayakan kemenangan. Sarupa Do, donganTa hape, hita Mod-Har Batak, halak i Mud-Ther KaBuBa. Hancur semua perjuangan di SnackVideo selama 15 tahun itu

Golongan Garis Keras dibutuhkan untuk masang spanduk, mengadakan seminar, pertempuran berdarah-darah (marMUDAR-MUDAR), bertindak sangar, adu mulut dalam dialog.
 
Sedangkan Golongan Garis Lurus menghindari adu argumen ( debat kuda) dan memilih terus memberitakan :
👉 'Pertobatan'/ MethaNoia (senantiasa memperbaharui 'nous'/ cara berfikir), usur-usurNa kerajangNa. 👉 Tidak lagi berdebat dengan pemeluk Batak Karo,
👉 Tidak mau ribut dengan Nama Gereja, 
👉 Tidak lagi Berargumen dengan peGiat pemBATAKan, 
👉 Tapi sibuk dengan Mempedalam kiniKAROen.

 ****MURKA**** 
The truly divine wrath

Chopper melanjutkan membaca kitab sakti itu.
 
Di lembar berikut nya tertulis: hubungi Pelatih BANDITO, beliau tidak punya musuh & tidak punya teman, dia bebas seperti angin, dia adalah Kaba-Kaba Simbulan.
 
Setelah menghubungi nomor cantik yang tertera, Chopper bertanya: Chief, apa yg harus saya lakukan untuk mengenal tentang Budaya Karo?

Bandito menjawab, 
di sela sela waktunya mengerjakan taman buah-buahan nya setelah pensiun sebagai Rohaniawan : Chopper, Pelajari Rumah Adat Karo, House Society, berjalan lah dengan yakin, berjalan lah, Buddha akan menunjukkan arahnya, yang penting kamu menjalani perjalanan, Cara satu satunya untuk memulai segala sesuatu adalah dengan memulainya.
 
Ok, Ferguso, siap laksanakan kata Chopper.

Secara ajaib di lembar berikutnya, muncul tulisan di buku neneknya yang dipegang nya:
HOUSE ; KARO as a House Society.

Mari membaca bersama Chopper

*** Daftar Isi***

1) HUBUNGAN KEKERABATAN KARO adalah "HOUSE SOCIETY"

-- Inilah budaya "asli" Karo, bukan pengaruh luar.

Istilah House Society diperkenalkan oleh antropolog Claude Levi-Strauss. Di beberapa tulisannya, dia menjelaskan pengertian 'House' bukan sebagai tempat tinggal, tapi merupakan sebuah konsep yang menganggap society (masyarakat) sebuah rumah.

Secara tidak langsung sebenarnya kita sudah lama mengenal istilah-istilah yang mengkonsepsikan masyarakat sebagai sebuah rumah, tapi kita tidak menyadarinya.

Dalam Bahasa Arab, ada istilah Darul yang artinya rumah. Darul Islam sudah lama kita kenal, tapi kita mungkin kurang menyadari kalau artinya adalah Rumah Islam.

Dalam Bahasa Ibrani kita kenal kata Bait yang sering kita pergunakan dalam Bahasa Indonesia Bait Allah atau di Arab jadi Baitullah, yang artinya Rumah Tuhan.

Contoh paling sederhana menjelaskan House sebagai konsep adalah Het Huis van Oranje (Belanda).

Orang-orang Belanda DIPERSATUKAN dalam Het Huis van Oranje. Jangan cari bangunannya, karena memang tidak ada. Tapi dia ada di kepala dan jiwa orang-orang Belanda sebagai sebuah konsep.

Mereka dipersatukan oleh konsep itu.

Claude Levi-Strauss menyebut Rumah Adat Suku Karo sebagai NOBLE HOUSE (1980).
 
TIDAK ADA Rumah [Adat] di Karo yang tidak punya Nama: Rumah Kerbou, Rumah Mecu, Rumah Labang, Rumah Ambat Tuah/ Rumah Bolon, Rumah Mbaru, Rumah, Rumah Selat, Rumah Nderpih, Rumah Sarimunggu, dlsb. 

Levi-Strauss juga membandingkan The House Society of Karo dengan Rumah orang-orang Ngaju di Kalimantan yang semboyan dlm rumah adat mereka: KITA SERUMAH DENGAN MUSUH-MUSUH KITA.

Bukankah anak beru dan kalimbubuNdu adalah "musuhNdu"?

Ketidakharmonisan/ ketidakstabilan antara Anak Beru & Kalimbubu untuk waktu yang sementara " diredam " dalam Rumah Adat.
 
"Konflik akan menciptakan solidaritas baru dan solidaritas baru menciptakan konflik baru". 

Hal seperti itu disebut GENERATING CONFLICT, tambah sahabatnya, Emile Durkheim.

Dengan kata lain, mereka menyimpulkan bahwa konflik tidak penah bisa diselesaikan oleh masyarakat manapun di dunia kecuali meredamnya sementara di dalam House Society.

Mari perhatikan hubungan-hubungan kekerabatan Karo. Semua hubungan kekerabatan Karo bisa digolongkan ke dalam Sembuyak atau Anak Beru, Kalimbubu, dan Senina. ( bye-bye R3)
 
Apa itu Karo House Society? 
Coba kam analisa secara perlahan kalau kam ertutur itu pasti yang dicari adalah apakah hubungan kita; sembuyak(1) or senina(2) or anak beru(3) or kalimbubu(4) .

[ _- Biasakan tidak mengkorting/ korupsi, nanti Kam 'pemyempitan' , _
+ sudah diREDUKSIkan Sembuyak & Senina sama, o Bandito ,
 _- ndauhSa laguNdu jadi Reduktor, tai lembu sedap, terites, nggo tehNdu ]
 
Merga adalah sebuah Sembuyak yang sudah punya tanah. Merga itu adalah kristaliasi jejak pertanian berpindah-pindah di dalam hutan. Silahkan dipelajari, MERGA adalah dari Bahasa Sensekerta/ India yang artinya PATH dalam Bahasa Inggris.

Artinya, kalau kam datang ke Rumahku, aku di Jabu Bena Kayu kam aku tempatkan di mana?
Apakah sama kita di BENA KAYU (sembuyakKu kap Kam) atau 
UJUNG KAYU (anak beruKu kap Kam), 
LEPAR BENA KAYU (kalimbubuKu kap Kam) dan 
LEPAR UJUNG KAYU (SeninaKu kap Kam)?
 
2) Pengertian JABU.
 
JABU berasal dari pengertian Je + Abu, Je artinya Tempat, Abu adalah Abu sisa memasak di dapur.

Silakan tanya ibu-ibu yg usia 60 ke atas: Je kai Kam? bila dijawab nya: Je Ginting. Maka dia adalah kemberahen (istri) dari Ginting mergaNa (kalak Ginting bulangenNa). Abu dapat kita lihat di salah satu macam jenis pernikahan Karo yang disebut Gancih Abu, terjemahan gamblang nya Mengganti Istri.
 
Saya kutip pernyataan Juara R Ginting :

"PUSAT RITUAL KARO ADALAH JABU
- Bukan Sembuyak dan Bukan Sukut"

Si erkerja (mada kerja) adalah JABU bukan Sembuyak dan bukan pula Sukut. Antara saya dan bapak saya sudah lain kalimbubu kami, apalagi antara saya dengan putra dari saudara bapak saya. Padahal kami sembuyak.

Terutama di dalam Mengket Rumah. Biasa ditanyakan, "Ise ngenda si mengket rumah enda?" Jawabannya : biasa dijawab dengan menunjuk ayah dan ibu si pemilik rumah yang mengket rumah.
 
Mengapa pertanyaan itu relevan?
Supaya diketahui :
👉 Siapa Kalimbubu Sierkimbang
👉 Siapa pula Kalimbubu Simajek Daliken, dan 
👉 Siapa Kalimbubu Simajek Palas. 

Hanya Kalimbubu Simajek Lulang yang saya sama dengan ayah saya. Selebihnya berbeda.

Jadi, Tegun Sembuyak berbeda-beda Kalimbubunya.
 
Dari situ kita bisa pahami perbedaan antara ARIH dan RUNGGU.
 
Runggu hanya ada Runggu AnakBeru--Senina dan Runggu Sangkep Nggeluh yang terdiri dari Sembuyak, Anak Beru, Kalimbubu, dan Senina. Keempatnya bersama-sama ngerungguken JABU si erkerja.

Arih-arih
digunakan untuk Arihken ras Sembuyakndu dan Arihken ras Anak Jabundu.
 
AnakBeru--Senina disebut juga Sikaku Ranan, sementara Sangkep Nggeluh singepkep geluh sada jabu.

*********

Mengingatkan saya pada saat Sumalin Jabu Bapa Tuwa ku di Lau Baleng: memang diawali dengan pertanyaan: Rumah Ise einda? Tigan Rambo (My GrandMa) atau Nande Fenny ( Nande Tuwa)?
 
Istilah lain ialah pada PJJ nya GBKP, jabu yang bermacam-macam mengunjungi sebuah jabu. 

Contoh lainnnya yang beristri lebih dari satu. Berapa pun istri, lain nge krina Jabu Na. Berbeda dengan poligami yang menempatkan semua istri dlm 1 (satu) jabu. Saya jadi teringat dengan Yakub yang memisahkan antara anak-anak Lea & anak-anak Bilha dan seterusnya, ketika mereka diutus ke Mesir.
 
Ketika Chopper sedang asyik membaca, Beraspati Kabang berbunyi, Jingle Bell.

Si Napuh berhidung biru harus mengumpulkan tanaman obat untuk diserahkan ke neneknya, Dokter Kureha. dia menutup buku nya dan berkata ke pembaca : ndigan-ndigan ka si terusken.

See you next time, Mejuah-juah . . .