Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sistem Barter di Pedalaman Papua: Sebuah Potret Kesenjangan "Pisang Ditukar Supermi"



Viralnya video seorang anak di pedalaman Papua yang menukar pisangnya dengan supermi menjadi sorotan publik. Video tersebut menunjukkan seorang anak laki-laki bernama Rian yang membawa sekantong pisang dan mendatangi sebuah warung. Anak tersebut kemudian menawarkan pisangnya kepada pemilik warung untuk ditukar dengan supermi.

Video tersebut menjadi viral karena menunjukkan kesenjangan ekonomi yang masih terjadi di pedalaman Papua. Masyarakat di pedalaman Papua masih banyak yang hidup dalam kemiskinan dan belum memiliki akses yang memadai terhadap perekonomian modern.

Papua merupakan provinsi terluas di Indonesia, dengan luas wilayah mencapai 421.981 kilometer persegi. Provinsi ini juga memiliki populasi penduduk terbesar kedua di Indonesia, yaitu sekitar 4,8 juta jiwa.

Namun, di balik keindahan alamnya yang memukau, Papua masih menyimpan berbagai masalah, salah satunya adalah kesenjangan ekonomi. Kesenjangan ini terlihat jelas di pedalaman Papua, di mana masih banyak masyarakat yang hidup dalam kemiskinan.

Salah satu indikator kesenjangan ekonomi di pedalaman Papua adalah masih berlakunya sistem barter. Sistem barter ini telah berlangsung sejak lama dan masih dipertahankan oleh masyarakat di pedalaman Papua.

Beberapa barang yang sering ditukarkan dalam sistem barter di pedalaman Papua antara lain:

||Hasil panen, seperti padi, jagung, sagu, dan ubi
||Hewan ternak, seperti babi, ayam, dan kambing
||Barang-barang kerajinan, seperti tas, noken, dan topi
||Barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti sabun, minyak goreng, dan mi instan

Sistem barter ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

||Tidak memerlukan uang, sehingga lebih mudah untuk dilakukan oleh masyarakat yang belum familiar dengan sistem jual beli menggunakan uang.
||Mempermudah untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan, tanpa harus pergi ke pasar.
||Dapat meningkatkan hubungan kemasyarakatan, karena terjadi interaksi langsung antara penjual dan pembeli.

Namun, sistem barter juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

||Sulit untuk menentukan nilai barang yang ditukarkan.
||Sulit untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan, jika barang yang ingin ditukarkan tidak ada.
||Tidak bisa digunakan untuk membeli barang yang mahal.

Sistem barter ini menjadi salah satu potret kesenjangan ekonomi di pedalaman Papua. Masyarakat di pedalaman Papua masih belum memiliki akses yang memadai terhadap perekonomian modern, seperti sistem jual beli menggunakan uang.

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti sulitnya akses transportasi, minimnya infrastruktur, dan rendahnya tingkat pendidikan.

Kesenjangan ekonomi di pedalaman Papua ini tentu menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah perlu bekerja keras untuk meningkatkan perekonomian di pedalaman Papua, sehingga sistem barter ini bisa digantikan dengan sistem jual beli menggunakan uang.

Dengan demikian, masyarakat di pedalaman Papua bisa mendapatkan akses yang lebih luas terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan, sehingga taraf hidup mereka bisa meningkat.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan perekonomian di pedalaman Papua:

||Membangun infrastruktur, seperti jalan dan jembatan, untuk memudahkan akses masyarakat terhadap pasar.
||Menyediakan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat di pedalaman Papua tentang sistem jual beli menggunakan uang.
||Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan.

Dengan kerja keras dan komitmen dari semua pihak, kesenjangan ekonomi di pedalaman Papua bisa dikurangi. Masyarakat di pedalaman Papua bisa menikmati kehidupan yang lebih baik.

Artikel ini ingin menyampaikan emosi kesedihan dan keprihatinan atas kondisi masyarakat di pedalaman Papua. Sistem barter yang masih berlaku di pedalaman Papua merupakan salah satu potret kesenjangan ekonomi yang dialami oleh masyarakat di sana.

Kesenjangan ekonomi ini tentu menghambat pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di pedalaman Papua. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengatasi kesenjangan ini dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di pedalaman Papua.