Pasar Ikan Lama Medan : "Namanya aja Pajak Ikan, Tapi gak ada yang Jualan Ikan"
Karogaul.com - Walaupun namanya Pasar Ikan Lama ataupun orang Medan menyebutnya dengan Pajak Ikan Lama, bukan berarti pasar itu menjual ikan, tetapi diketahui selaku sentra grosir tekstil, baju, mulai dari pakaian, celana, kebaya, batik, busana tradisional, hijab, mukena, sajadah serta karpet.
Pasar yang terletak di Jalur Stasiun Kereta Api itu pula sediakan bermacam produk dari Arab Saudi semacam kurma, air zam- zam serta yang lain.
Tidak heran apabila pembeli di Pasar Ikan Lama itu tidak cuma berasal dari Kota Medan, tetapi pula dari luar Kota Medan. Nama Pasar Ikan Lama telah sangat populer untuk turis lokal yang berkunjung ke Kota Medan.
Tidak hanya itu, turis asing semacam dari Malaysia serta Singapore juga telah sangat memahami Pasar Ikan Lama selaku sentra produk baju, dengan harga yang sangat kompetitif.
Dikala bulan suci Romadhon serta menjelang perayaan hari besar keagamaan lain, jumlah wisatawan Pasar Ikan Lama bertambah ekstrem. Sebab, sebagian pengunjungnya tidak cuma hanya membeli produk di pasar itu buat digunakan sendiri, tetapi pula buat dijual kembali.
Gambar dari : Irafan hakim &
Gambar dari : Rizujikeda
Keberadaan Pasar Ikan Lama sendiri telah sangat populer semenjak era kolonial Belanda selaku pusat orang dagang kain. Sementara itu tadinya, memanglah ialah salah satu pasar ikan terbanyak yang dulu dipindahkan dari Belawan. Tjong A Fie, yang menjadikannya pasar ikan terbanyak. Tjong A Fie, yang diawal kedatangannya ke Tanah Deli tinggal di Labuhan Deli, setelah itu memindahkan emporium bisnisnya ke Kota Medan, tercantum membangun bisnis pasar ikan, sayur- mayur serta obat- obatan. Setelah itu pada 1970 pajak tersebut bergeser jadi orang dagang kain. (Regu Media Dinas Pariwisata)
Pada tahun 1933, Pemerintah Belanda kembali membangun pasar yang lebih besar serta modern. Pasar yang saat ini diketahui orang selaku Pusat Pasar Medan itu terletak dekat satu km dari Pajak Ikan.
Sehabis pembangunan Pusat Pasar berakhir, berangsur- angsur pusat perdagangan dipindah ke situ. Pajak Ikan itu juga ditinggalkan.
Sisa Masa Belanda
Pasar Ikan Lama merupakan salah satu sisa kejayaan masa kemudian Kota Medan yang masih terpelihara dengan baik. Pada masa itu, banyak sekali kain dari Penang, Malaysia, yang masuk ke Medan. Para orang dagang yang biasanya Tionghoa menjualnya di selama jalur di kawasan Jalur Cirebon, dekat Hotel Novotel.
Tempat itu sempat populer dengan istilah Pasar Hongkong. Nama itu juga masih terdapat sampai saat ini, namun tidak lagi nampak orang dagang kain di situ.
Pada awal 1950- an, Pemerintah Kota Medan mulai menertibkan orang dagang serta memindahkannya ke kawasan Pajak Ikan Lama. Bersamaan dengan berjalannya waktu, orang dagang Tionghoa bersaing dengan orang dagang Medan, Aceh, serta India.
Gambar dari : Thiraan Dhanesh
Saat ini tidak terdapat dominasi orang dagang Tionghoa. Mereka berbaur, orang dagang Tionghoa, Aceh, Medan, Padang serta Arab. Orang dagang di tempat itu, tidak ketahui persis kapan pasar itu berganti jadi pasar kain. Ia yang berjualan semenjak tahun 1950- an telah ketahui pasar ikan jadi pasar kain.
Saat sebelum seluruh tempat di Pajak Ikan dipakai selaku tempat berdagang kain, tempat itu sempat dipakai selaku gudang karet. Saat ini, lebih dari 200 kios di kawasan Pajak Ikan sepenuhnya menjual kain serta aksesorinya. Pajak Ikan Lama jadi saksi sejarah transformasi bisnis masyarakat Medan dari masa ke masa.
Pasar Ikan Lama Medan
Alamat : Jl. St.Ka., Kesawan, Kec. Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara 20212Jam Oprasional : 9AM–6PM