Kampung Keling Medan : "Welcome To Litle India" Kampungnya Orang India di Kota Medan
Karogaul.com - Kota metropolitan Medan ada satu perkampungan yang diketahui dengan istilah Little India. Mengapa diucap Little India? Sebab nyatanya kampung ini kebanyakan ditempati oleh orang- orang India yang telah ccukup lama berada di Kota Medan.
Pic via kbone
Kampung Madras ataupun yang biasa diketahui dengan istilah Kampung Keling ialah nama suatu kawasan yang mempunyai luas kurang lebih 10 hektar di Kota Medan. Kawasan Kampung Keling ini berlokasi tepatnya di antara Kecamatan Medan Petisah serta Medan Polonia. Di kampung ini Kamu hendak merasa seolah- oleh terletak di Bollywood tipe asli.
Mengapa Orang India Banyak di Medan?
Pic via wikipedia
Kampung Madras ataupun yang biasa diketahui dengan istilah Kampung Keling ialah nama suatu kawasan yang mempunyai luas kurang lebih 10 hektar di Kota Medan. Kawasan Kampung Keling ini berlokasi tepatnya di antara Kecamatan Medan Petisah serta Medan Polonia. Di kampung ini Kamu hendak merasa seolah- oleh terletak di Bollywood tipe asli.
Mengapa Orang India Banyak di Medan?
Pic via wikipedia
Tembakaulah yang mendesak orang- orang India( kebanyakan dari India selatan) buat datang ke Medan. Cerita ini bermula di tahun 1869, kala pengusaha Belanda, Jacob Nienhuys beserta para koleganya, mendirikan industri Deli Maatschappij. Industri ini bergerak di bidang perkebunan, paling utama tembakau. Sebab mutu tembakau Deli yang lumayan baik, konon industri ini ialah salah satu emiten di Bursa Dampak Amsterdam yang giat memberikan keuntungan( deviden).
Di dini perjalanannya, kala para pengusaha ini hendak membuka lahan perkebunan, mereka pernah kebimbangan:" Darimana mendapatkan tenaga kerja/ buruh yang ingin mengerjakan lahan- lahan ini?" Mengingat penduduk Deli/ Medan kala itu tidak terlampau banyak. Terlebih warga Melayu serta Karo, yang ialah penduduk asli Medan, tidak berminat buat bekerja selaku kuli perkebunan.
Di dini perjalanannya, kala para pengusaha ini hendak membuka lahan perkebunan, mereka pernah kebimbangan:" Darimana mendapatkan tenaga kerja/ buruh yang ingin mengerjakan lahan- lahan ini?" Mengingat penduduk Deli/ Medan kala itu tidak terlampau banyak. Terlebih warga Melayu serta Karo, yang ialah penduduk asli Medan, tidak berminat buat bekerja selaku kuli perkebunan.
Pic via bombastis
Buat menanggapi kesusahan tersebut, hingga para pengusaha inipun memilah buat mendatangkan tenaga kerja dari luar. Kebanyakan mereka berasal dari Jawa, Cina, serta sebagian kecil India. Alibi orang- orang India bermigrasi ke Medan, sebab kala itu daerah Madras serta Nagapatam— yang ialah asal kebanyakan orang India di Medan— kerap hadapi musibah kelaparan.
Buat menarik kehadiran orang India ke Sumatera Timur, para pengusaha Belanda- pun kerap membagikan brosur dalam pameran internasional di Kalkutta pada tahun 1883/ 1884.
Buat menanggapi kesusahan tersebut, hingga para pengusaha inipun memilah buat mendatangkan tenaga kerja dari luar. Kebanyakan mereka berasal dari Jawa, Cina, serta sebagian kecil India. Alibi orang- orang India bermigrasi ke Medan, sebab kala itu daerah Madras serta Nagapatam— yang ialah asal kebanyakan orang India di Medan— kerap hadapi musibah kelaparan.
Buat menarik kehadiran orang India ke Sumatera Timur, para pengusaha Belanda- pun kerap membagikan brosur dalam pameran internasional di Kalkutta pada tahun 1883/ 1884.
Pic via tribun
Pada tahun 1886 telah terdapat 2. 000 orang Tamil di Sumatera Timur yang kebanyakan bekerja selaku buruh perkebunan. Semenjak 1890, dengan datangnya ribuan kuli kontrak dari Jawa, hingga para buruh dari India— serta pula Cina— telah mulai tidak sering dihadirkan ke Medan. Berikutnya, orang India yang tiba ke kota ini merupakan dari kelas orang dagang. Kebanyakan mereka merupakan orang Chetty( mayoritas selaku moneylenders) serta orang Bombay( membuka toko baju serta perlengkapan berolahraga).
Pada tahun 1886 telah terdapat 2. 000 orang Tamil di Sumatera Timur yang kebanyakan bekerja selaku buruh perkebunan. Semenjak 1890, dengan datangnya ribuan kuli kontrak dari Jawa, hingga para buruh dari India— serta pula Cina— telah mulai tidak sering dihadirkan ke Medan. Berikutnya, orang India yang tiba ke kota ini merupakan dari kelas orang dagang. Kebanyakan mereka merupakan orang Chetty( mayoritas selaku moneylenders) serta orang Bombay( membuka toko baju serta perlengkapan berolahraga).
Pic via bobo
Sehabis kemerdekaan, telah tidak banyak lagi orang generasi India yang bekerja di perkebunan. Sebagian besar mereka terjun di dunia perdagangan serta selaku penarik becak. Di Jalur Zainul Arifin, kita dapat menjumpai pertokoan- pertokoan yang dikelola oleh warga generasi India. Tidak cuma itu, disitu kita pula dapat memandang kuil Shri Mariamman, yang mirip semacam kuil- kuil di India selatan.
Pic via phinemo
Berbeda dengan orang Tionghoa, mayoritas warga generasi India di Medan berbahasa Melayu logat Medan. Walaupun begitu mereka senantiasa mempertahankan budaya leluhur mereka serta melaksanakan pernikahan antar sesama India.
Di Indonesia, bisa jadi cuma di Medan- lah orang generasi India nampak lumayan eksis. Di Jakarta, banyak pula orang generasi India paling utama para orang dagang tekstil di Pasar Baru. Tetapi keberadaan mereka tidak terlampau menonjol. Berbeda dengan di Medan, di Jakarta tidak terdapat yang namanya Kampung India ataupun" Little India".
Hal hal Menarik di Kampung Keling
***Bangunan dengan Karakteristik Khas India
Pic vua celotehpraja
Tidak cuma kuil Hindu sangat tua, di Kampung Keling pula ada vihara sangat besar di Kota Medan ialah Vihara bernama Gunung Timur. Di situ kebanyakan orang Tamil beragama Hindu, namun terdapat pula yang beragama Islam. Sehingga di situ pula mempunyai Masjid Ghaudiyah dengan desain arsitekturnya yang kental dengan nuansa India.
***Banyak Kuliner Khas India
Di Kampung Keling pula ada perayaan hari- hari besar semacam yang dicoba oleh orang India di negeri asal mereka. Salah satu festival hari besar yang sangat populer merupakan Perayaan Deepawali ataupun biasa pula diucap Perayaan Diwali. Perayaan ini dapat Kamu amati kala berkunjung dekat bulan Oktober sampai November.
***Hidup Rukun Berdampingan
Pic via bombastis
Kota Medan pula diketahui dengan keragaman etnis serta budayanya. Di Kota ini ada bermacam etnis antara lain Melayu, Arab, Tiongkok, Batak, Jawa, Tamil, serta etnis yang lain yang melebur jadi satu. Sama halnya dengan yang terdapat di Kampung Keling ini. Orang India yang tinggal di perkampungan ini hidup berdampingan dengan masyarakat lain.
Berbeda dengan orang Tionghoa, mayoritas warga generasi India di Medan berbahasa Melayu logat Medan. Walaupun begitu mereka senantiasa mempertahankan budaya leluhur mereka serta melaksanakan pernikahan antar sesama India.
Di Indonesia, bisa jadi cuma di Medan- lah orang generasi India nampak lumayan eksis. Di Jakarta, banyak pula orang generasi India paling utama para orang dagang tekstil di Pasar Baru. Tetapi keberadaan mereka tidak terlampau menonjol. Berbeda dengan di Medan, di Jakarta tidak terdapat yang namanya Kampung India ataupun" Little India".
Hal hal Menarik di Kampung Keling
***Bangunan dengan Karakteristik Khas India
Pic vua celotehpraja
Tidak cuma kuil Hindu sangat tua, di Kampung Keling pula ada vihara sangat besar di Kota Medan ialah Vihara bernama Gunung Timur. Di situ kebanyakan orang Tamil beragama Hindu, namun terdapat pula yang beragama Islam. Sehingga di situ pula mempunyai Masjid Ghaudiyah dengan desain arsitekturnya yang kental dengan nuansa India.
***Banyak Kuliner Khas India
Pic via makanmana
Tidak hanya bangunan khas India yang gampang ditemukan, di Kampung Keling Kamu pula dapat menciptakan banyak kuliner khas India. Terdapat bermacam berbagai kuliner khas India yang dapat Kamu cicipi. Semacam yang dikutip dari halaman bombastis, terdapat banyak sekali santapan khas semacam martabak kuah kari, kerang rebus, nasi briani, dan roti canai.
***Festival Diwali
Pic via yukepo
Tidak hanya bangunan khas India yang gampang ditemukan, di Kampung Keling Kamu pula dapat menciptakan banyak kuliner khas India. Terdapat bermacam berbagai kuliner khas India yang dapat Kamu cicipi. Semacam yang dikutip dari halaman bombastis, terdapat banyak sekali santapan khas semacam martabak kuah kari, kerang rebus, nasi briani, dan roti canai.
***Festival Diwali
Pic via yukepo
Di Kampung Keling pula ada perayaan hari- hari besar semacam yang dicoba oleh orang India di negeri asal mereka. Salah satu festival hari besar yang sangat populer merupakan Perayaan Deepawali ataupun biasa pula diucap Perayaan Diwali. Perayaan ini dapat Kamu amati kala berkunjung dekat bulan Oktober sampai November.
***Hidup Rukun Berdampingan
Pic via bombastis
Kota Medan pula diketahui dengan keragaman etnis serta budayanya. Di Kota ini ada bermacam etnis antara lain Melayu, Arab, Tiongkok, Batak, Jawa, Tamil, serta etnis yang lain yang melebur jadi satu. Sama halnya dengan yang terdapat di Kampung Keling ini. Orang India yang tinggal di perkampungan ini hidup berdampingan dengan masyarakat lain.
Hal-hal Menarik di Kota Medan
* Pajak Sambu : Pasar Monza Terbesar di Kota Medan yang Selalu Padat Pengunjung
* 4 Hal Menarik Kota Medan, dari Speaker Angkot Jalanan hingga Raja Catur Karo yang Wajib Kasih Jempol
* Lapangan Merdeka Medan : Tempat Nonton Kembang Api Termegah di Kota Medan
* Pajak USU Medan (Pajus) : Pusatnya Tempat Belanja Fesyen Mahasiswa Kota Medan
* 4 Hal Menarik Kota Medan, dari Speaker Angkot Jalanan hingga Raja Catur Karo yang Wajib Kasih Jempol
* Lapangan Merdeka Medan : Tempat Nonton Kembang Api Termegah di Kota Medan
* Pajak USU Medan (Pajus) : Pusatnya Tempat Belanja Fesyen Mahasiswa Kota Medan