4 Hal Menarik Kota Medan, dari Speaker Angkot Jalanan hingga Raja Catur Karo yang Wajib Kasih Jempol
Karogaul.com - Medan merupakan salah satu kota terbanyak yang terdapat di Indonesia raya ini. Tidak hanya sebagai kota terbanyak, Medan pula sangat terkenal sebab keragaman budaya serta keelokan lain yang ditawarkan oleh kota ini.
Kota Medan sebagai kota multikultural dengan keragaman yang masih banyak menaruh cerita unik yang belum banyak dikenal oleh khalayak luas. Umumnya, orang datang ke Medan buat menikmati keragaman kuliner serta keelokan alamnya. kenyataan menarik berikut ini hendak membuat Kamu jadi lebih penasaran buat mendatangi kota ini.
1. Bahasa Medan Bukan Bahasa Batak
Siapa sangka, nyatanya bahasa yang digunakan di Medan tiap hari bukan Bahasa Batak.Bahasa yang sampai saat ini dipakai di Medan tiap hari ialah wujud dari keragaman budaya yang ialah hasil akulturasi budaya sehingga terbentuk bahasa baru yang saat ini dipakai oleh warga Medan.
Sebab di semenjak era dulu, di Medan banyak sekali orang dari wilayah serta suku lain yang tinggal serta hidup di situ, semacam Jawa, Aceh, Melayu, Karo, Nias, Minang, Tionghoa serta India Tamil.
2. Angkutan Raja Jalanan Medan
Angkutan ataupun kerap diucap dengan angkot, jadi transportasi tiap hari untuk orang Medan. Oleh sebab itu, bila Kamu berkunjung ke Medan, tentu Kamu hendak banyak menjumpai bermacam- macam tipe angkutan umum ini dengan karakteristik khasnya tiap- tiap angkot.
Terdapat sekian banyak perihal menarik yang menempel pada angkutan umum di Medan ini. Sepanjang ini, angkot populer sebab identik dengan kecepatannya saat melaju di jalanan.
Banyak angkot terkesan ugal- ugalan dikala melaju di jalanan Medan. Bila Kamu khawatir dengan kecepatan, maka jangan coba- coba naik angkot di Medan atau Kamu akan jantungan, tapi gak semua juga kok angkot di medan yg ugal ugalan, nyatanya rata rata angkot di medan sopirnya ramah ramah dan humoris.
Tidak hanya itu, rata- rata angkot di Medan hendak memutar musik. Mulai dari mutu suara yang pas- pasan hingga terdapat yang mengenakan power amplifier sekian ratus watt, yang dipasang dibagian balik angkot. Tidak hanya itu, tidak sedikit pula angkot yang memutar musik dengan suara kencang.
3. Medan Kota Duren (Durian)
Tentu Kamu telah tidak asing dengan julukan Medan selaku Kota Durian. Perihal ini sebab di Kota Medan terdapat banyak sekali penjual durian, mulai dari penjual yang mengenakan sepeda, becak, pick- up, membuka lapak pinggir jalur, truk durian, hingga yang menjual secara online siap antar ke tempat tujuan.
Durian yang dijual di segala Kota Medan umumnya berasal dari Sidikalang, Bahorok, serta kota- kota terdekat yang terdapat di Sumatera Utara semacam Simalungun, Pematang Siantar serta Sibolga. Tidak hanya itu, durian Medan pula sangat populer dengan rasanya yang lezat serta ukurannya yang besar.
4. Sejarah Catur Indonesia Diawali dari Kota Medan
Berolahraga catur merupakan salah satu berolahraga yang banyak dimainkan oleh warga Indonesia. Semacam berolahraga modern yang lain, catur awal kali dibawa oleh orang Belanda.
Di Tanah Karo, game catur ini telah sejak lama pula diketahui dengan nama Satur. Game ini telah dimainkan serta terkenal semenjak lama, tetapi tidak terdapat satupun koran Belanda dikala itu yang memberitakannya.
Cerita catur asli Tanah Karo awal kali dilansir di Sumatra Post, suatu koran di Kota Medan di tahun 1904. Sebuah stori catur dengan setting di Tanah Deli diceritakan di koran ini.
Terdapat sekian banyak perihal menarik yang menempel pada angkutan umum di Medan ini. Sepanjang ini, angkot populer sebab identik dengan kecepatannya saat melaju di jalanan.
Banyak angkot terkesan ugal- ugalan dikala melaju di jalanan Medan. Bila Kamu khawatir dengan kecepatan, maka jangan coba- coba naik angkot di Medan atau Kamu akan jantungan, tapi gak semua juga kok angkot di medan yg ugal ugalan, nyatanya rata rata angkot di medan sopirnya ramah ramah dan humoris.
Tidak hanya itu, rata- rata angkot di Medan hendak memutar musik. Mulai dari mutu suara yang pas- pasan hingga terdapat yang mengenakan power amplifier sekian ratus watt, yang dipasang dibagian balik angkot. Tidak hanya itu, tidak sedikit pula angkot yang memutar musik dengan suara kencang.
3. Medan Kota Duren (Durian)
Tentu Kamu telah tidak asing dengan julukan Medan selaku Kota Durian. Perihal ini sebab di Kota Medan terdapat banyak sekali penjual durian, mulai dari penjual yang mengenakan sepeda, becak, pick- up, membuka lapak pinggir jalur, truk durian, hingga yang menjual secara online siap antar ke tempat tujuan.
Durian yang dijual di segala Kota Medan umumnya berasal dari Sidikalang, Bahorok, serta kota- kota terdekat yang terdapat di Sumatera Utara semacam Simalungun, Pematang Siantar serta Sibolga. Tidak hanya itu, durian Medan pula sangat populer dengan rasanya yang lezat serta ukurannya yang besar.
4. Sejarah Catur Indonesia Diawali dari Kota Medan
Berolahraga catur merupakan salah satu berolahraga yang banyak dimainkan oleh warga Indonesia. Semacam berolahraga modern yang lain, catur awal kali dibawa oleh orang Belanda.
Di Tanah Karo, game catur ini telah sejak lama pula diketahui dengan nama Satur. Game ini telah dimainkan serta terkenal semenjak lama, tetapi tidak terdapat satupun koran Belanda dikala itu yang memberitakannya.
Cerita catur asli Tanah Karo awal kali dilansir di Sumatra Post, suatu koran di Kota Medan di tahun 1904. Sebuah stori catur dengan setting di Tanah Deli diceritakan di koran ini.
"Si Narsar" Pecatur dari Tanah Karo menantang pecatur Belanda, 1910. |
Dua tulisan (feature) yang dimuat koran Sumatra Post itu mendahului berita pertama tentang catur yang dimuat Sumatra Post yang telah menggetarkan dunia persuratkabaran pada waktu itu. Koran Sumatra Post terbitan 17 dan 18 Juni 1910 memberitakan kedatangan dua pemuda dari Tanah Karo datang ke Medan untuk menantang pemain catur terkuat dari orang-orang Eropa yang tergabung dalam klub catur di Medan. Klub catur Medan bernama ‘Die Witte Societeit’ juaranya adalah Mr. Platte. Pecatur kuat orang Eropa/Belanda di Medan itu dapat dikalahkan dua anak muda ini.
Koran Het nieuws van den dag: kleine courant, 16-07-1910 yang mengutip dan meringkas berita koran Sumatera-Post pada tanggal 17 dan 18 Juni 1910 menyajikannya sebagai berikut:
"...dua pemuda Karo, telah datang ke Medan dan bermain catur di klub "Die Witte Societeit" dan ingin menantang pemain catur terkuat orang Eropa/Belanda yang ada di Medan..."
"...dua pemuda Karo, telah datang ke Medan dan bermain catur di klub "Die Witte Societeit" dan ingin menantang pemain catur terkuat orang Eropa/Belanda yang ada di Medan..."
Koran ini memberi latar terhadap orang pedalaman ini..mereka (kedua anak muda itu) datang dari kampong di pedalaman, dimana biasanya mereka bermain catur di rumah atau bale-bale yang hanya menggunakan perangkat catur yang sangat primitif, bijih catur yang dibuat sendiri, papan catur hanya ada di lantai bale-bale yang digoret dengan pisau, dimana penonton hanya melihat dengan jongkok dan setengah penonton lainnya hanya bisa bergayut di tiang-tiang bale-bale namun semuanya serius memperhatikan permainan.
Artikel lengkap : Pecatur dari Tanah Karo menantang pecatur Belanda, 1910.