Erupsi Sinabung, Siang Berubah Jadi Gelap di Karo
Karogaul.com
- Puluhan desa gelap selama tiga jam karena sinar matahari tak mampu menembus
tebalnya abu. Yang tinggal di dekat sungai-sungai yang berhulu di Sinabung juga
diminta waspada lahar dingin.
BERASTAGI seperti
menggigil dalam dekapan musim dingin. Orang-orang menghindari keluar rumah.
Genting dan jalanan berselimut tebal.
Sepi, gelap. Siang
berubah bak malam. Sebab, matahari tak mampu menembus tebalnya ”selimut” yang
disemburkan Gunung Sinabung.
Ya, kota kecamatan di
Kabupaten Karo, Sumatera Utara, itu memang bukan meringkuk karena salju.
Melainkan, akibat hujan abu setelah Sinabung meletus lagi pukul 10.16.
”Kami sudah
menyiapkan armada pemadam kebakaran dari Damkar Kabupaten Karo untuk
membersihkan abu vulkanis yang menutupi jalan,” ujar Bupati Karo Terkelin
Brahmana seperti dilansir Sumut Pos.
Selain Berastagi, dua
kecamatan lain di Karo yang paling parah terdampak erupsi gunung setinggi 2.451
meter itu kemarin adalah Naman Teran dan Merdeka. Puluhan desa di tiga
kecamatan tersebut mendadak gelap sekitar tiga jam.
Itu letusan ketiga
Sinabung dalam sebulan terakhir. Padahal, selama setahun sebelumnya, persisnya
setelah erupsi 9 Juni 2019, gunung yang terletak di Dataran Tinggi Karo itu
anteng.
Kepala Pos Pemantau
Gunung Sinabung Armen Putra menjelaskan, letusan Gunung Sinabung kali ini
dengan tinggi kolom abu teramati ± 5.000 meter (5 km) di atas puncak. Kolom abu
teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan
tenggara.
Armen menambahkan,
saat ini status sinabung level III (siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan
pengunjung/wisatawan tidak boleh melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah
direlokasi. Dengan radius 3 km dari puncak Sinabung, radius sektoral 5 km untuk
sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.
Dia juga berharap
kerja sama semua pihak agar menjamin ketersediaan air. Baik untuk keperluan
membersihkan debu dari atap rumah-rumah warga agar tidak sampai roboh maupun
untuk menjamin kebutuhan air bersih warga.
”Kepada masyarakat
yang bermukim di dekat sungai-sungai berhulu Gunung Sinabung juga kami minta
tetap waspada terhadap bahaya lahar dingin,” katanya.
Tak seperti Naman
Teran, Berastagi, dan Merdeka, wilayah ibu kota Kabupaten Karo, Kabanjahe,
terpantau aman dari paparan abu vulkanis. Aktivitas perkantoran serta
perdagangan tetap berjalan normal.
Walau erupsinya juga
teramati dari Kabanjahe. ”Semoga saja abu vulkanis tidak sampai melanda wilayah
Kabanjahe. Supaya kami tidak repot menyirami abu vulkanis yang melanda saat
ini,” ungkap Zul dan Dinan, salah seorang warga Kabanjahe.
Di Berastagi, puluhan
mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk membersihkan abu. Warga bersama polisi
dan tentara juga bahu-membahu untuk bersih-bersih.
”Kami juga sudah
berkoordinasi dengan PMI (Palang Merah Indonesia) untuk membantu penyiraman,”
kata Terkelin.
Kapolres Tanah Karo
AKBP Yustinus Setyo Indriyono juga mengimbau warga tidak memasuki zona merah,
terutama di kawasan wisata Danau Lau Kawar. ”Masyarakat yang sudah direlokasi
agar tetap tinggal di sana dan tetap pakai masker supaya tidak terhirup abu
vulkanis karena berbahaya bagi kesehatan tubuh. Terlebih, saat ini pandemi
Covid-19 sedang melanda,” ujarnya.
Setelah tak meletus
sejak tahun 1600, Sinabung tiba-tiba aktif lagi mulai 2010. Setelah itu, gunung
tersebut rajin meletus meski dengan skala tak selalu besar. Erupsi besar
terakhir terjadi pada 19 Februai 2018.
Kasubbid Mitigasi
Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Nia
Haerani mengatakan, letusan kali ini memang realtif lebih besar daripada
letusan pada Sabtu pekan lalu (8/8). Namun, sudah karakter letusan Sinabung
berbentuk eksplosif dan disertai potensi awan panas. ”Memang besar, tapi tidak
melebihi letusan besar pada Februari 2018,” kata Nia.
Plt Kepala BPBD
(Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Karo Nathanail Peranginangin
menyebutkan, tim reaksi cepat BPBD setempat sedang mendirikan pos komando
(posko) dan dapur umum untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan para penyintas.
Selain pengaktifan posko dan dapur umum, BPBD mengerahkan 6 unit mobil tangki
air dan 1 unit water cannon.
Pembersihan abu terus dilakukan agar semua daerah terdampak bersih lagi. Dan, tak tampak seperti kota yang dibekap musim dingin. (JawaPos)