Sigale gale merupakan identitas budaya pulau Samosir
Karogaul.com - Orang Batak khususnya di Pulau Samosir punya cerita
turun temurun yang hingga kini masih dipercaya. Sigale-gale, boneka kayu
seukuran manusia yang diyakini masyarakat Samosir sebagai sebuah legenda dan mengandung unsur mistis.
Sigale-gale artinya lemah gemulai.
Hingga saat ini, Sigale-gale memiliki versi yang beragam
mengenai asal muasalnya. Namun secara umum masyarakat Samosir meyakini bahwa
Sigale-gale adalah bentuk rasa kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya yang
gugur di medan perang. Menurut kepercayaan masyarakat Batak, alkisah dahulu
kala Raja Rahat, raja dari salah satu kerajaan di Pulau Samosir memiliki putra
tunggal bernama Manggale.
Putra kesayangan yang bakal menjadi penggantinya ini gugur di
medan pertempuran dan jasadnya pun tak ditemukan. Peristiwa ini membuat sang
raja sedih dan kehilangan. Akhirnya raja jatuh sakit. Untuk membuat sang raja
bahagia, maka dipanggillah pemahat terbaik di kerajaan untuk membuat boneka
kayu yang menyerupai putranya itu.
Seperti apa legenda masyarakat Samosir yang hingga kini masih
terjaga, berikut fakta tentang Sigale-gale :
1. Memanggil roh putra raja
Menurut cerita yang diyakini masyarakat Samosir, dahulu kala
pembuatan patung Sigale-gale dilakukan jauh di dalam hutan. Hal ini dilakukan
karena Manggale diyakini tewas di dalam hutan. Sang pemahat menggunakan kayu
pohon nangka sebagai bahan karena kayu nangka sangat keras.
Wajah patung itu sangat mirip dengan wajah Manggale. Kemudian,
digelar ritual dengan meniup sordam dan memainkan gondang sabangunan untuk
memanggil roh Manggale. Roh Manggale dimasukkan ke dalam patung yang mirip
wajahnya itu. Patung itu diangkut menuju istana dengan iringan sordam dan
gondang. Berkat patung tersebut, Raja Rahat pulih dari sakitnya. Sejak saat
itu, masyarakat Batak menyebut patung tersebut sebagai Sigale-gale, yang
diambil dari nama Manggale.
2. Pembuat patung bakal meninggal dunia
Sebagian masyarakat Batak meyakini jika siapa pun yang membuat
Sigale-gale akan meninggal usai patung selesai dibuat. Nah untuk mencegahnya,
saat membuat patung Sigale-gale harus dilakukan secara terpisah, misalnya ada
yang mengerjakan bagian tangan, kaki, kepala, atau badan. Dengan cara ini, maka
tidak ada tumbal yang jatuh.
3. Hanya bisa ditempatkan di peti mati
Diyakini Sigale-gale hanya bisa ditempatkan di peti mati, bahkan
ia bisa menari di atas peti mati. Patung ini juga lazim digunakan dalam upacara
kematian keluarga di daerah Samosir. Tarian Sigale-gale dipercaya warga
setempat dapat mengantarkan arwah mendiang ke alam baka.
4. Sebagai warisan budaya
Kini pertunjukkan Sigale-gale tidak menggunakan roh seperti
dimasa lalu. Boneka yang digunakan dalam pertunjukkan, digerakkan menggunakan
sistem penggerak mekanis, sehingga boneka bisa menari lincah. Sama seperti
zaman dahulu, dalam pertunjukan Sigale-gale disuguhkan tarian yang diiringi
musik sordam dan gondang sabangunan. Boneka Sigale-gale pun ditemani oleh
delapan sampai 10 orang penari yang akan menari Tor-Tor.
5. Menjadi identitas Samosir
Sigale gale menjadi identitas budaya Pulau Samosir. Tak jarang,
dalam setiap pertunjukan Sigale-gale, tak hanya ditampilkan patung kayu
seukuran manusia tapi juga dibuatkan Sigale-gale berukuran raksasa sambil
mengikuti irama gondang.
6. Daya tarik wisatawan
Pertunjukan Sigale-gale saat ini menjadi salah satu daya tarik
wisatawan di Pulau Samosir. Selain keindahan alam, kekayaan budaya Samosir juga
menjadi salah satu unsur pengikat bagi para wisatawan. Tak pelak Samosir dengan
Danau Toba menjadi satu kesatuan utuh sebagai gambaran kecantikan alam yang
dibalut kekuatan budaya.
KESING BATAK
KESING BATAK