DR. Ir Takal Barus Ilmuan Karo Yang Terabaikan
Karogaul.com - DR. Ir Takal Barus AK3, adalah
salah satu sosok yang tidak begitu familiar di tengah masyarakat umum. Maklum,
Alumnus Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 1974 ini bukanlah
seorang Politikus yang akhir-akhir ini banyak disorot media massa lalu
membuatnya mendadak terkenal.
Atau,
bahkan seoang pejabat negara yang duduk di singgasana kekuasaan dan selalu
dekat dengan para awak media. Tetapi, dialah individu yang visioner dalam
bidang keilmuan. Meski usianya sudah ‘senja’ namun bila bicara soal temuan,
Takal Barus merasa seperti berada pada usia muda.
Baca Juga : Berkenalan dengan Kesing Beka Buluh "Kesing Karo"
Baca Juga : Berkenalan dengan Kesing Beka Buluh "Kesing Karo"
Salah
satu karya terbaik dari putra Karo yang lahir 74 tahun silam di Tiga Dolok,
Kecamatan Silau Barus, Kabupaten Simalungun ini adalah peningkatan suhu uap
Superherater Boiler dari temperatur 260 0 C (derajat celsius) menjadi 320 0 C
atau yang disebutnya Super 320 triple peak.
Temuan
ini sekaligus menegasikan standard norma dunia dalam pengolahan Tandan Buah
Segar (TBS) Kepala Sawit (PKS) dengan suhu 220 0 C-2550 C yang diberlakukan
sejak tahun 1903-1985 (Syarat World Bank).
Namun, pada tahun 1989 Kakek dari sembilan orang cucu ini berhasil menemukan
teknologi baru yang mampu meningkatkan produkstifitas pengolahan TBS di PKS
hingga 35 % (persen).
“Tahun
1965 Indonesia menemukan adanya Serangga Penyangga Kepala Sawit (SPKS) sehingga
terjadi lonjakan tanaman hingga 29, 95 %. Akan tetapi, perkembangan tanaman itu
tidak diikuti dengan perkembangan teknologi untuk mengolahnya. Alhasil, banyak
buah Kelapa Sawit yang dibakar menjadi sampah,”kata Takal kepada
SumutPublish.com baru-baru ini di Rumahnya.
Baca juga : Keindahan Pantai Mangrove Bikin Pengunjung Ketagihan, Kok Bisa !
Baca juga : Keindahan Pantai Mangrove Bikin Pengunjung Ketagihan, Kok Bisa !
Pada
tahun 1989, DR. Ir Takal Barus berhasil menciptakan teknologi baru dan merombak
sistem suhu kerja ketel standard norma Dunia. Temuan ini pertama kali dicobanya
di Pabrik PTP VII, Gunung Meliau, Kalimantan Barat. Hasilnya terjadi peningkatan
produksi hingga 35%.
“Karena
terjadi peningkatan Produksi, tentu buah Kelapa sawit yang tadinya dibakar itu
tidak lagi dibakar, tetapi diolah menjadi CPO (Crude Palm Oil),”ujarnya.
Selain
adanya peningkatan produksi, kualitas CPO yang dihasilkan juga sangat terjamin
dengan kandungan Beta karotein 505 Part per million (ppm). Sebab, Steam (uap
bekas) yang dikeluarkan oleh turbin uap dengan temperatur 200 0 C dapat
digunakan kembali untuk proses pengolahan (perebusan) TBS dengan menciptakan
kondensor (disesuaikan dengan kebutuhan) untuk mempertahankan mutu CPO.
“Beta
karotein yang dibutuhkan tubuh manusia itu minimal 500 ppm. Dibawah 500 ppm
akan berubah menjadi penyakit seperti Kanker, Jantung, Kolesterol, Kolera Mata
dan Struk. Tekonologi yang saya temukan ini menghasilkan 505 ppm Beta karotein.
Ini sekaligus mengalahkan teknologi milik negara tetangga kita Malaysia yang
hanya mampu menghasilkan 502 beta karotein,”sebutnya.
Baca juga : 11 Tempat Wisata Binjai Terhits 2020 Paling Rekomended
Takal
menyebut, saat ini banyak minyak goreng di pasar yang hanya mengandung 450 ppm
Betakarotein. Tentu, dengan kandungan Beta karotein yang minim itu sangat
membahayakan kesehatan manusia yang menggunakannya.
“Itu
sebabnya, harga minyak goreng didalam negeri nilainya lebih murah dibandingkan
dengan minyak goreng yang di produksi Negara tetangga kita Malaysia. Harganya
sangat jauh berbeda, atau coba kalian cari tahu sendiri harganya di pasaran
saat ini. Lalu bandingkan dengan harga produksi lokal dan mengapa bisa ada
perbedaan? Dan apa yang membedakannya?,”terangnya.
Takal
menyebut, setiap perusahaan yang memproduksi minyak goreng diyakininya sudah
faham dan tau kualitas minyak yang dijualnya. Namun, karena demi uang semua
cara akan dilakukan. “Iya, itulah jahatnya uang itu. Siapapun bisa
terkontaminasi, bahkan harus mengorbankan nyawa manusia pun akan dilakukan
hanya demi uang.
Dijelaskan
Takal, selain meningkatkan produktifitas PKS, temuannya itu juga meningkatkan
efisiensi pengeluaran. “Jika mengacu pada standard norma dunia, setiap PKS
setidaknya membutuhkan 432.000 liter Bahan Bakar Minyak (BBM) per tahunnya.
Kemudian, cangkang TBS akan selalu habis dipergunakan.
Baca juga : 11 Tempat Wisata Binjai Terhits 2020 Paling Rekomended
“Energi
terbarukan PKS 30 ton TBS/Jam, bila diolah 300.000 ton TBS/tahun dan randemen
cangkang sebanyak 7% dari 300.000 ton hasilnya 21.000 ton cangkang dengan nilai
bahan bakar 3000 k.kal hingga 6000 k.kal/Kg. Jumlah PKS di Indonesia mencapai
650 lebih. Maka dapat dihitung 650×3000 ton/tahun x (dikali) 7% sama dengan
13.650 ton per tahun jumlah cangkang dengan HV 6000 k.kal/Kg, Batubara Hv 4000
k.kal/Kg. Pada tahun 1995 berdasarkan hasil analisa dari Ebara Coorporation
dari Jepang dan instruksi menteri pertanian yang mengevaluasi Pabrik Gunung
Meliau (percobaan) menghasilkan keuntungan senilai senilai 2.750.000.000 dolar
Singapura per tahun. Kajiannya itu,”jelas takal.
Namun
keberhasilan ilmuan anak negeri ini, ternyata tidak langsung mendapat respon
baik dari pemerintah, Jalan terjal menuju negara yang makmur ibarat pepatah,
masih jauh panggag dari api. Penemuannya itu justru banyak dipalsukan, bahkan
disalahkan dan digulirkan ke Pengadilan.
“Aku
menemukan, aku ditipu aku pula dilaporkan, ini sungguh miris dan menyayat hati,
di pengadilan bukan keadilan yang kudapat,”ucapnya dengan sedikit menitikkan
air mata.
(sumutpublish)
------------------------------
Jangan Lupa !
Cetak Foto jalan2 Kamu
di toko Karo Gaul
Photobook Karo------------------------------ |
Cetak Foto di Kesing Kamu
hanya di toko Karo Gaul
Casing Karo------------------------------ |
Cetak Foto di Kesing Kamu
hanya di toko Karo Gaul
Casing Batak |
------------------------------
Cetak Marga di Kaos Kamu
Cetak Marga di Kaos Kamu
hanya di toko Karo Gaul
Kaos Karo |
------------------------------
Cetak Marga di Jaket Kamu
hanya di toko Karo Gaul
Jaket Karo |
Info Pemesanan :