Cimpa, Cemilan Khas Kesukaan Orang Suku Karo
Karo Kuliner - Cimpa yang paling banyak dikenal adalah penganan yang
terbuat dari beras ketan sebagai bahan utamanya dan sebagai intinya adalah
campuran gula dan kelapa parut. Cimpa dibungkus dengan daun pisang. Tapi akan
lebih afdol rasanya kalau cimpa dibungkus dengan daun singkut. Sejenis tanaman
berdaun lebar yang tumbuh di daerah pegunungan dan biasa digunakan sebagai
ganti tali pengikat juga obat-obatan. Saya sulit menemukan padanan kata dalam
bahasa Indonesia untuk menyebutkan jenis daun ini. Tapi yang pasti, penggunaan
daun ini membuat cimpa menjadi sangat khas.
Sebenarnya cimpa terbagi atas beberapa jenis. Tapi cimpa jenis ini adalah salah satu yang menjadi favorit saya. Makanan dari ketan dengan inti kelapa dan gula merah yang sangat sedap. Campuran lada dan garam yang pas membuat rasanya tidak hambar. Kalau masyarakat Karo menyebut makanan tersebut la mbergeh.
Jenis cimpa lainnya yang juga favorit penulis adalah cimpa matah. Seperti namanya matah,yang berarti mentah, mengolah jenis cimpa satu ini tidak memerlukan bantuan api. Tidak perlu dimasak. Wah gimana caranya? Apa enaknya beras yang tidak dimasak? Hey, jangan protes dulu sebelum Anda mencobanya sendiri. Percayalah nenek moyang kita sangat jenius! Ada banyak penemuan luar biasa yang telah mereka hasilkan dari hasil trial and error beratus ataupun mungkin berjuta kali sampai kemudian menemukan formula yang tepat dan meninggalkannya sebagai warisan kebudayaan. Kali ini kita berbicara tentang warisan budaya kuliner.
Cimpa matah terbuat dari tepung pulut putih, dicampur dengan merica, kelapa, dan gula merah yang ditumbuk menjadi satu dalam sebuah wadah yang disebut lesung. Nikmatnya penganan yang satu ini sangat sebanding dengan kerja keras dan lelah menumbuk dan menjadikan keseluruhan adonan menyatu sempurna menjadi makanan. Campuran yang telah menjadi merata tersebut kemudian dibuat sekepal-sekepal. Dalam masyarakat Batak Toba mirip dengan penganan pohul-pohul.
Sebenarnya cimpa terbagi atas beberapa jenis. Tapi cimpa jenis ini adalah salah satu yang menjadi favorit saya. Makanan dari ketan dengan inti kelapa dan gula merah yang sangat sedap. Campuran lada dan garam yang pas membuat rasanya tidak hambar. Kalau masyarakat Karo menyebut makanan tersebut la mbergeh.
Jenis cimpa lainnya yang juga favorit penulis adalah cimpa matah. Seperti namanya matah,yang berarti mentah, mengolah jenis cimpa satu ini tidak memerlukan bantuan api. Tidak perlu dimasak. Wah gimana caranya? Apa enaknya beras yang tidak dimasak? Hey, jangan protes dulu sebelum Anda mencobanya sendiri. Percayalah nenek moyang kita sangat jenius! Ada banyak penemuan luar biasa yang telah mereka hasilkan dari hasil trial and error beratus ataupun mungkin berjuta kali sampai kemudian menemukan formula yang tepat dan meninggalkannya sebagai warisan kebudayaan. Kali ini kita berbicara tentang warisan budaya kuliner.
Cimpa matah terbuat dari tepung pulut putih, dicampur dengan merica, kelapa, dan gula merah yang ditumbuk menjadi satu dalam sebuah wadah yang disebut lesung. Nikmatnya penganan yang satu ini sangat sebanding dengan kerja keras dan lelah menumbuk dan menjadikan keseluruhan adonan menyatu sempurna menjadi makanan. Campuran yang telah menjadi merata tersebut kemudian dibuat sekepal-sekepal. Dalam masyarakat Batak Toba mirip dengan penganan pohul-pohul.